­
In

Laguku

Laguku berhembus peluru. Ia tidak dinyanyikan; Hanya dengan lirik-lirik belati, Dan harmoni-harmoni dinamit. Laguku meledak-ledak; Getar gemanya mengantarku tidur, Melodi-melodinya menjahit kelopak mataku, Hingga aku tertidur, Tidur hingga mentari tak tega membangunkan. Laguku orkestra pengiris telinga; Dengan senar-senar yang putus tersambung paksa, Tabuhan-tabuhan gendang pengusir raga, Diakhiri dengan sangkakala pengakhir simfoni. Laguku akan segera berakhir, Karena kedua musisi itu akan jenuh bersimfoni, Dan...

Continue Reading

In

Langit Lautan

Ia jatuh cinta pada langit, namun tega-teganya langit menghujaninya; Deras, deras, tenggelam dia. Ia pun masih tertawa! Hingga langit heran dibuatnya, Sungguh benar ia jatuh cinta pada langit. Ia mencintai luasnya lautan, namun lautan tega menenggelamkannya; Sesak, sesak, "Kumohon, aku tak bisa berenang!" Relakan dirinya menyelam, agar laut mereda, agar laut tidak berombak, Terlalu jatuh, terlalu dalam cinta itu pada lautan. Berhenti,  Dengar,...

Continue Reading

In Puisi,

Sebuah Cerita (tidak) Lucu

Jangan tertawa dulu, ceritanya tidak lucu. Biarlah sang Pujangga menyairkan larik-larik konyol tak berarah itu, Ia tak ingin buat kau sedih, meski ceritanya tak mungkin buat air mata permisi. Jadi nikmatilah sejenak, sajak-sajak konyol itu. Biarkanlah lirih yang bercerita walau tawanya membahana, Benar tidak lucu, ia hanya ingin buat kau mendengarnya. Karena jenuh buat mereka lari dari sajak-sajak sedihnya. Jangan, tahan dulu tawa...

Continue Reading

Powered by Blogger.

Instagram

Subscribe