Perihal Dewasa

8:20:00 PM

Perayaan menuju kedewasaan tidak perlu dirayakan dengan sampanye, 
perayaan menyambut kedewasaan hanya penuh substansi kimia yang kau perlukan untuk meghancurkan tiap fungsi organ tubuhmu.

Sambutlah ia dengan malam-malam penuh nikotinmu,
Karena kau sambut angin malam agar hangat tubuhmu,
Asapi jalan pikiranmu, agar terbakar jiwamu.

Bukanlah dengan dekapan, atau pergantian energi antara dua insan,
Melainkan aliran listrik yang kau nyalakan untuk atur suhu ruangmu.
Cahya mentari tiada guna, jika gerahmu mencari nafkah diguyur hujan.
Bohlam-bohlam 12 Watt lah yang kau andalkan agar terang jalanmu membiayai ibu di kampung.

Ah dewasa, gerah keringat mu kering belaka dengan ringkasan angka yang mendarat di pintu rumahmu.
Apa guna energi yang kau habiskan, jika mengalir untuk mimpi yang bukanlah milikmu. 
Perkara hidupkan ekspektasi tetangga, hapuskan bahagia dalam leksikal. 

Matilah mimpi-mimpi sang Picasso, hempas semua seraya kau redupkan kembali putung lisongmu.

Tak perlu sampanye,
Jika bisa kau gantikan dengan pekatnya arabika. 

Tiada guna cawan sampanye mahalmu, jika tak bisa meghidupi logika. Agar tersadar bahwa kau bukanlah Maharaja, bahwasanya kau cukup hidup tak lebih dari sedulur kampret! 

Makanya kau bekerja, makanya kau berbakti pada roda kapitalisasi agar kau tetap berlari dengan logis.

Makanya kau bermimpi hidup bak puan dalam mahligai nirwana. Agar kau bekerja keras sampai lupa kau sedulur kampret yang bermimpi surgawi, tiada yang tidak mungkin anggapmu.

Bangun, hey! Teguk lagi arabika itu, kau terlalu lama bermimpi indah. Ini realita, ini lah kehidupan! 

Berlarilah kawan, dalam roda yang tak membawamu kemana-mana. Walau malam berganti pagi, walau musim silih berganti. Berlarilah, berlarilah dalam roda atau larilah dari realita.

Validasi kebenaran mimpimu, hanyalah ada padamu.


You Might Also Like

0 comments

Powered by Blogger.

Instagram

Subscribe